Xu Yuehua, seorang wanita tanpa kaki yang mendedikasikan hidupnya untuk merawat sebuah yatim piatu di China, sungguh perkerjaan yang luar biasa. Dulunya Xu Yuehua adalah seorang gadis kecil yang normal seperti teman-temannya. Sampai pada suatu saat, waktu mengumpulkan batubara di rel kereta api. dan sebuah kecelakaan kereta api membuat Xu kehilangan kedua kakinya pada usia 13 tahun. Tidak ada kaki di usia yang sangat muda mungkin bagai dunia telah berakhir bagi Xu yuenhua. Apalagi Xu Yuehua saat itu adalah yatim piatu. Tidak semua orang bisa menghadapi kenyataan hidup ini.

Di saat-saat rasa frustasi menyelimutinya, Xu Yuehua segera sadar untuk menjadikan hidup dan tubuhnya berguna untuk sesama selama dia diberi kesempatan hidup di dunia. Ia telah merasakan waktu kecil sebagai yatim piatu dulu, dan dengan mengandalkan dua kursi kayu pendek untuk menyangga tubuhnya dan untuk berjalan, Xu melanjutkan hidupnya dengan tujuan dan semangat yang mulia, yaitu mengasuh dan membesarkan anak-anak yatim piatu .
Di Xiangtan Social Welfare House yang membantunya melalui masa-masa sulit ini, Xu menemukan panggilannya. Saat ini, Xu telah menjalani 37 tahun merawat anak-anak yatim piatu di lembaga kemanusiaan ini. Dengan keterbatasannya, sudah 130 anak yang dibesarkan Xu. Memang tidak mudah untuk berpindah dari ranjang yang satu ke ranjang lain menggunakan bangku pendek. Belum lagi saat harus menyusui, meredakan tangisan bayi yang rewel dan mengajak mereka bermain. Namun wanita yang disebut ‘The Stool Mama’ ini melakukan semua hal dengan sebaik-baiknya.
Dengan melakukan yang terbaik, satu per satu kekhawatiran dalam kehidupan Xu Yuehua seakan dijawab oleh Yang Maha Kuasa. Pada tahun 1987, Xu menikah dengan Lai Ziyuan, seorang petani sayur di panti asuhan yang sama dan melahirkan anak laki-laki, Lai Mingzhi, tiga tahun kemudian. Xu mengaku sangat bahagia dengan hidup dan pengabdiannya.
Dalam benaknya, cacat fisik bukanlah menjadi batasan ataupun halangan seseorang untuk melakukan sesuatu dan berbagi demi mengurusi orang lain. Bahkan dengan kerendahannya hatinya yang sangat tulus, perempuan tersebut mengatakan, dirinya bukanlah orang hebat. Apa yang dilakukannya semata-mata hanya untuk memberikan kasih sayang seorang ibu. Untuk anak-anak yang nasibnya kurang beruntung, karena telah kehilangan orang tua.

Ia telah merasakan kehilangan kedua orangtuanya sejak masih kecil. Mulai saat itulah, dirinya dirawat di Rumah Yatim Piatu Xiantan. Dengan menggunakan kursi kecil untuk menggantikan kedua kakinya tersebut, Xu mengerjakan pekerjaan rumah tangga. Seperti memberi makan, mencuci, mengganti selimut, bahkan kadang membuatkan sepatu untuk 130 anak yatim asuhannya.

Mengasuh dengan Sepenuh Hati
Seperti dikutip dari Orange.co.uk, Rabu (22/12), Sheng Li, salah seorang anak asuh Xu Yueahua menuturkan, bahwa Xu merupakan pahlawan di mata anak-anak penghuni rumah panti asuhan Xiantan. “Tanpa Ibu Besar (panggilan untuk Xu Yuehua), mungkin saya sudah meninggal sejak lama. Suara kursi kecil yang menjadi tanda datangnya Ibu Besar merupakan suara yang terindah yang pernah saya dengar hingga saat ini,” ungkap Sheng Li.

Meski telah memiliki keluarga sendiri Xu tetap merawat anak-anak di panti asuhan di tempat dirinya dulu dibesarkan.  “Saya bukanlah orang hebat. Saya hanya melakukan apa yang seharusnya saya lakukan, yaitu memberikan kasih sayang seorang ibu untuk anak-anak malang itu,” ucap Xu merendah.

Sebuah pelajaran yang sangat berharga, bahwa kebahagiaan selalu ada dalam setiap orang yang selalu berpikir positif, berpikir maju dan tidak berkubang dalam penderitaannya. Keberhasilan ada dalam orang yang tidak selalu melihat kekurangan / kelemahan dalam hidupnya, tetapi justru mempergunakan kekurangan tersebut sebagai suatu potensi yang Allah berikan untuk membuat dirinya semakin maju dan dapat memberkati banyak orang.
Dan inilah keseharian Xu Yehua, yang di dalam keterbatasannya ia masih dapat mengerjakan pekerjaan mulia dan tidak menjadikan keterbatasannya sebagai hambatan.
“Jadikanlah hidupmu inspirasi bagi banyak orang… Itulah hidup yang sesungguhnya.”
Yesaya 60:1 “Bangkitlah, menjadi teranglah, sebab terangmu datang, dan kemuliaan Tuhan terbit atasmu.”
God bless you !!

Bersepeda bersama Yesus :)

Posted: July 24, 2012 in Renungan Harian

Pada awalnya, aku memandang Tuhan sebagai seorang pengamat; seorang hakim yang mencatat segala kesalahanku, sebagai bahan pertimbangan apakah aku akan dimasukkan ke surga atau dicampakkan ke dalam neraka pada saat aku mati.
Dia terasa jauh sekali, seperti seorang raja. Aku tahu Dia melalui gambar-gambar-Nya, tetapi aku tidak mengenal-Nya. Ketika aku bertemu Yesus, pandanganku berubah. Hidupku menjadi bagaikan sebuah arena balap sepeda, tetapi sepedanya adalah sepeda tandem, dan aku tahu bahwa Yesus duduk di belakang, membantu aku mengayuh pedal sepeda. Aku tidak tahu sejak kapan Yesus mengajakku bertukar tempat, tetapi sejak itu hidupku jadi berubah. Saat aku pegang kendali, aku tahu jalannya. Terasa membosankan, tetapi lebih dapat diprediksi … biasanya, hal itu tak berlangsung lama.
Tetapi, saat Yesus kembali pegang kendali, Ia tahu jalan yang panjang dan menyenangkan. Ia membawaku mendaki gunung, juga melewati batu-batu karang yang terjal dengan kecepatan yang menegangkan. Saat-saat seperti itu, aku hanya bisa menggantungkan diriku sepenuhnya pada-Nya! Terkadang rasanya seperti sesuatu yang ‘gila’, tetapi Ia berkata, “Ayo, kayuh terus pedalnya!” Kadang Aku takut, khawatir dan bertanya, “Aku mau dibawa ke mana?” Yesus tertawa dan tak menjawab, dan aku mulai belajar percaya.
Aku melupakan kehidupan yang membosankan dan memasuki suatu petualangan baru yang mencengangkan. Dan ketika aku berkata, “AKU TAKUT !” Yesus menurunkan kecepatan, mengayuh santai sambil menggenggam tanganku. Ia membawaku kepada orang-orang yang menyediakan hadiah-hadiah yang aku perlukan… orang-orang itu membantu menyembuhkan aku, mereka menerimaku dan memberiku sukacita. Mereka membekaliku dengan hal-hal yang aku perlukan untuk melanjutkan perjalanan… perjalananku bersama Tuhanku.
Lalu, kami pun kembali mengayuh sepeda kami. Kemudian, Yesus berkata, “Berikan hadiah-hadiah itu kepada orang-orang yang membutuhkannya; Jika tidak, hadiah-hadiah itu akan menjadi beban bagi kita.” Maka, aku pun melakukannya. Aku membagi-bagikan hadiah-hadiah itu kepada orang-orang yang kami jumpai, sesuai kebutuhan mereka. Aku belajar bahwa ternyata memberi adalah sesuatu yang membahagiakan.
Pada mulanya, aku tidak ingin mempercayakan hidupku sepenuhnya kepadaNya. Aku takut Ia menjadikan hidupku berantakan; tetapi Yesus tahu rahasia mengayuh sepeda. Ia tahu bagaimana menikung di tikungan tajam, Ia tahu bagaimana melompati batu karang yang tinggi, Ia tahu bagaimana terbang untuk mempercepat melewati tempat-tempat yang menakutkan. Aku belajar untuk diam sementara terus mengayuh… menikmati pemandangan dan semilir angin sepoi-sepoi yang menerpa wajahku selama perjalanan bersama Sahabatku yang setia: Yesus Kristus. Dan ketika aku tidak tahu apa lagi yang harus aku lakukan, Yesus akan tersenyum dan berkata… “Mengayuhlah terus, Aku bersamamu.”

Sifat Kepiting

Posted: July 24, 2012 in Renungan Harian

Mungkin banyak yang tahu wujud kepiting, tapi tidak banyak yang tahu sifat kepiting. Semoga Anda tidak memiliki sifat kepiting yang dengki. Di Filipina, masyarakat pedesaan gemar sekali menangkap dan memakan kepiting sawah.

Kepiting itu ukurannya kecil namun rasanya cukup lezat. Kepiting-kepiting itu dengan mudah ditangkap di malam hari, lalu dimasukkan ke dalam baskom/wadah, tanpa diikat.

Keesokkan harinya, kepiting-kepiting ini akan direbus dan lalu disantap untuk lauk selama beberapa hari. Yang paling menarik dari kebiasaan ini, kepiting-kepiting itu akan selalu berusaha untuk keluar dari baskom, sekuat tenaga mereka, dengan menggunakan capit-capitnya yang kuat.

Namun seorang penangkap kepiting yang handal selalu tenang meskipun hasil buruannya selalu berusaha meloloskan diri. Resepnya hanya satu, yaitu si pemburu tahu betul sifat si kepiting. Bila ada seekor kepiting yang hampir meloloskan diri keluar dari baskom, teman-temannya pasti akan menariknya lagi kembali ke dasar. Jika ada lagi yang naik dengan cepat ke mulut baskom, lagi-lagi temannya akan menariknya turun… dan begitu seterusnya sampai akhirnya tidak ada yang berhasil keluar. Keesokan harinya sang pemburu tinggal merebus mereka semua dan matilah sekawanan kepiting yang dengki itu.
Begitu pula dalam kehidupan ini… tanpa sadar kita juga terkadang menjadi seperti kepiting-kepiting itu. Yang seharusnya bergembira jika teman atau saudara kita mengalami kesuksesan kita malahan mencurigai, jangan-jangan kesuksesan itu diraih dengan jalan yang nggak bener.
Apalagi di dalam bisnis atau hal lain yang mengandung unsur kompetisi, sifat iri, dengki, atau munafik akan semakin nyata dan kalau tidak segera kita sadari tanpa sadar kita sudah membunuh diri kita sendiri.

Kesuksesan akan datang kalau kita bisa menyadari bahwa di dalam bisnis atau persaingan yang penting bukan siapa yang menang, namun terlebih penting dari itu seberapa jauh kita bisa mengembangkan diri kita seutuhnya. Jika kita berkembang, kita mungkin bisa menang atau bisa juga kalah dalam suatu persaingan, namun yang pasti kita menang dalam kehidupan ini.

Pertanda seseorang adalah ‘kepiting’:

1. Selalu mengingat kesalahan pihak luar (bisa orang lain atau situasi) yang sudah lampau dan menjadikannya suatu prinsip/pedoman dalam bertindak
2. Banyak mengkritik tapi tidak ada perubahan
3. Hobi membicarakan kelemahan orang lain tapi tidak mengetahui kelemahan dirinya sendiri sehingga ia hanya sibuk menarik kepiting-kepiting yang akan keluar dari baskom dan melupakan usaha pelolosan dirinya sendiri. ..Seharusnya kepiting-kepiting itu tolong-menolong keluar dari baskom, namun yah… dibutuhkan jiwa yang besar untuk melakukannya…

Coba renungkan berapa waktu yang Anda pakai untuk memikirkan cara-cara menjadi pemenang. Dalam kehidupan sosial, bisnis, sekolah, atau agama. Dan gantilah waktu itu untuk memikirkan cara-cara pengembangan diri Anda menjadi pribadi yang sehat dan sukses.

Semangkuk Nasi Putih

Posted: July 19, 2012 in Renungan Harian

Cerita ini berdasarkan kisah nyata yang terjadi di negri Tiongkok. Pada sebuah senja dua puluh tahun yang lalu, terdapat seorang pemuda yang kelihatannya seperti seorang mahasiswa berjalan mondar mandir didepan sebuah rumah makan  cepat saji di kota metropolitan, menunggu sampai tamu direstoran sudah agak sepi, dengan sifat yang segan dan malu-malu dia masuk kedalam restoran tersebut.
Kemudian pemuda itu berkata: “Tolong sajikan saya semangkuk nasi putih.”
dengan kepala menunduk pemuda ini berkata kepada pemilik rumah makan.
Sepasang suami istri muda pemilik rumah makan, memperhatikan pemuda ini hanya meminta semangkuk nasi putih dan tidak memesan lauk apapun, lalu menghidangkan semangkuk penuh nasi putih untuknya.
Ketika pemuda ini menerima nasi putih dan sedang membayar lalu berkata dengan pelan: “dapatkah menyiram sedikit kuah sayur diatas nasi saya.”
Istri pemilik rumah berkata sambil tersenyum:”Ambil saja apa yang engkau suka, tidak perlu bayar !”
Sebelum habis makan, pemuda ini berpikir:” kuah sayur gratis.”
Lalu memesan semangkuk lagi nasi putih.
” Semangkuk tidak cukup anak muda, kali ini saya akan berikan lebih banyak lagi nasinya.”
Dengan tersenyum ramah pemilik rumah makan berkata kepada pemuda ini.
“Bukan, saya akan membawa pulang, besok akan membawa kesekolah sebagai makan siang saya !”
Mendengar perkataan pemuda ini, pemilik rumah makan berpikir pemuda ini tentu dari keluarga miskin diluar kota, demi menuntut ilmu datang kekota, mencari uang sendiri untuk sekolah, kesulitan dalam keuangan itu sudah pasti.
Berpikir sampai disitu pemilik rumah makan lalu menaruh sepotong daging dan sebutir telur disembunyikan dibawah nasi, kemudian membungkus nasi tersebut sepintas terlihat hanya sebungkus nasi putih saja dan memberikan kepada pemuda ini.
Melihat perbuatannya, istrinya mengetahui suaminya sedang membantu pemuda ini, hanya dia tidak mengerti, kenapa daging dan telur disembunyikan dibawah nasi?
Suaminya kemudian membisik kepadanya :”Jika pemuda ini melihat kita menaruh lauk dinasinya dia tentu akan merasa bahwa
kita bersedekah kepadanya, harga dirinya pasti akan tersinggung lain kali dia tidak akan datang lagi, jika dia ketempat lain hanya membeli semangkuk nasi putih, mana ada gizi untuk bersekolah.”
“Engkau sungguh baik hati, sudah menolong orang masih menjaga harga dirinya.”
“Jika saya tidak baik, apakah engkau akan menjadi istriku ?”
Sepasang suami istri muda ini merasa gembira dapat membantu orang lain.
“Terima kasih, saya sudah selesai makan.”
Pemuda ini pamit kepada mereka.
Ketika dia mengambil bungkusan nasinya, dia membalikan badan melihat dengan pandangan mata berterima kasih kepada mereka.
“Besok singgah lagi, engkau harus tetap bersemangat !”
katanya sambil melambaikan tangan, dalam perkataannya bermaksud mengundang pemuda ini besok jangan segan-segan datang lagi.
Sepasang mata pemuda ini berkaca-kaca terharu, mulai saat itu setiap sore pemuda ini singgah kerumah makan mereka, sama seperti biasa setiap hari hanya memakan semangkuk nasi putih dan membawa pulang sebungkus untuk bekal keesokan hari.
Sudah pasti nasi yang dibawa pulang setiap hari terdapat lauk berbeda yang tersembunyi setiap hari, sampai pemuda ini tamat, selama 20 tahun pemuda ini tidak pernah muncul lagi.
Pada suatu hari, ketika suami ini sudah berumur 50 tahun lebih, pemerintah melayangkan sebuah surat bahwa rumah makan mereka harus digusur, tiba-tiba kehilangan mata pencaharian dan mengingat anak mereka yang disekolahkan diluar negeri yang perlu biaya setiap bulan membuat suami istri ini berpelukan menangis dengan panik.
Pada saat ini masuk seorang pemuda yang memakai pakaian bermerek kelihatannya seperti direktur dari kantor bonafid.
“Apa kabar?, saya adalah wakil direktur dari sebuah perusahaan, saya diperintah oleh direktur kami mengundang kalian membuka kantin di perusahaan kami, perusahaan kami telah menyediakan semuanya kalian hanya perlu membawa koki dan keahlian kalian kesana, keuntungannya akan dibagi 2 dengan perusahaan.”
“Siapakah direktur diperusahaan kamu ?, mengapa begitu baik terhadap kami? saya tidak ingat mengenal seorang yang begitu mulia !” Sepasang suami istri ini berkata dengan terheran.
“Kalian adalah penolong dan kawan baik direktur kami, direktur kami paling suka makan telur dan dendeng buatan kalian, hanya itu yang saya tahu, yang lain setelah kalian bertemu dengannya dapat bertanya kepadanya.”
Akhirnya, pemuda yang hanya memakan semangkuk nasi putih ini muncul, setelah bersusah payah selama 20 tahun akhirnya pemuda ini dapat membangun kerajaaan bisnisnya dan sekarang menjadi seorang direktur yang sukses.
Dia merasa kesuksesan pada saat ini adalah berkat bantuan sepasang suami istri ini, jika mereka tidak membantunya dia tidak mungkin akan dapat menyelesaikan kuliahnya dan menjadi sesukses sekarang.
Setelah berbincang-bincang, suami istri ini pamit hendak meninggalkan kantornya. Pemuda ini berdiri dari kursi direkturnya dan dengan membungkuk dalam-dalam berkata kepada mereka:”bersemangat ya ! dikemudian hari perusahaan tergantung kepada kalian, sampai bertemu besok !”
Kemurahan Hati merupakan suatu hal yang selalu mendatangkan kebaikan. Karena itu jangan pernah bosan berbuat kebaikan, kemurahan, kasih karena itu akan berbuah dan membuat segala sesuatunya indah pada waktunya.

Hotel Waldorf – Astoria USA

Suatu malam ada seorang pria tua dengan istrinya masuk sebuah lobi hotel kecil di Philadelphia.
“Semua hotel besar di kota ini telah terisi, bisakah kau beri kami satu kamar saja?” kata pria tua itu. Pegawai hotel menjawab “Semua kamar telah penuh karena ada 3 event besar yang bersamaan diadakan di kota ini, tapi sepertinya saya tidak dapat membiarkan pasangan yang baik seperti Anda untuk kehujanan di luar sana pada jam satu dini hari seperti ini. Bersediakah anda berdua tidur di kamar saya..?”
Keesokan harinya pada saat membayar tagihan, pria tua itu berkata pada si pegawai hotel “Kamulah orang yang seharusnya jadi bos sebuah hotel terbaik di USA, karena kamu melakukan pekerjaanmu dengan hati yang mau melayani, mungkin suatu hari saya bangun sebuah hotel untukmu”. Pegawai hotel itu hanya tersenyum melupakan kata-kata pria tua itu, karena dia pikir dirinya hanya seorang pegawai biasa.
Kira-kira dua tahun kemudian, dia menerima surat yang berisi tiket ke New York permintaan agar dia menjad tamu pasangan tua tersebut.
Setelah berada di New York, pria tua tersebut mengajak pegawai hotel itu ke sudut jalan antara Fifth Avenue Thirty-Fourth Street, dimana dia tunjuk sebuah bangunan baru yang luar biasa megah dan katakan “Itulah hotel yang saya bangun untuk kamu kelola”.
Pegawai hotel itu adalah George Charles Boldt, yang terima tawaran William Waldorf Astor, si pria tua itu untuk menjadi pimpinan dari Hotel Waldorf-Astoria, yg merupakan hotel terbaik di dunia.
Ternyata sikap dalam bekerja sangat menentukan keberhasilan. Bila bekerja hanya untuk mencari uang semata, maka karierhasil yang diperoleh akan biasa saja. Namun jika bekerja dengan hati yang mau melayani orang lain, dengan motivasi bahwa lewat pekerjaan harus memberi dampak dan menjadi berkat orang lain, maka akan memperoleh hasil yang luar biasa !
 Inilah William Waldorf Astor, Pria tua yang menginap itu…
Dan inilah George Charles Boldt, Pegawai hotel yang berjiwa melayani.
Semoga kisah ini menginspirasi kita agar kita mau untuk selalu melayani dimanapun kita berada, baik di tempat kerja, keluarga, teman-teman, gereja, dll. Seperti firman Tuhan berkata:
Lukas 22:26 – “Tetapi kamu tidaklah demikian, melainkan yang terbesar di antara kamu hendaklah menjadi sebagai yang paling muda dan pemimpin sebagai pelayan”
Tuhan Yesus memberkati  🙂

BOSAN?

Posted: July 5, 2012 in Renungan Harian

Pada awalnya manusialah yg menciptakan kebiasaan.. Namun lama kelamaan, kebiasaanlah yg menentukan tingkah laku manusia..

Ada seorang yg hidupnya amat miskin.. Suatu нªяϊ secara tak sengaja ia mendengar bahwa aϑa batu ajaib, yg bisa mengubah benda ªpa̲̅ saja menjadi emas.. Setelah mengetahui seluk-beluk batu tersebut, iapun berangkat menuju pantai. Batu ajaib Άΰ agak hangat bila dipegang, seperti halnya bila Ќi†a menyentuh makhluk hidup lainnya..

Setiap нªяϊ pemuda itu memungut batu, merasakan suhu batu tersebut lalu membuangnya ke laut dalam setelah tahu kalau batu dalam genggamannya itu dingin-dingin saja..

Satu batu, dua batu, tiga batu dipungutnya dan dilemparkannya kembali ke dalam laut.. Satu hari, dua hari, satu minggu, setahun ia berada di pantai Άΰ.. Kini menggenggam dan membuang batu telah menjadi kebiasaannya..

Suatu нªяϊ secara tak sadar, batu yg dicari itu tergenggam dlm tangannya.. Namun, karena ia telah terbiasa membuang batu ke laut, maka batu ajaib itupun tak luput terbang ke laut dalam..

Lelaki miskin itu melanjutkan ‘permainannya’ memungut dan membuang batu.. Ia kini lupa ªpa̲̅ yg sedang dicarinya..

Sobats , pernahkah Ќi†a merasakan kalau hidup ini hanyalah suatu rentetan perulangan Ɣªήğ membosankan?

Pernahkah Ќi†a merasa bosan dgn aktivitas hidup Ќi†a? Kalau aϑa yg merasakan demikian, ingatlah, “Bila Ќi†a berpikir bhw hidup ϊηϊ cuma suatu rentetan perulangan yg membosankan, maka Ќi†a akan kehilangan kesempatan utk menemukan nilai baru di balik setiap peristiwa hidup..”

Artinya, jangan melihat aktivitas kita sebagai kebiasaan atau rutinitas.. Karena jika Ќi†a menganggap demikian, maka aktivitas Ќi†a akan amat membosankan!!

Cobalah maknai setiap peristiwa yg terjadi dalam hidup Ќi†a.. Mungkin Ќi†a akan menemukan suatu yg baru, yg belum pernah Ќi†a ketahui sebelumnya..

God Bless You 🙂

sumber : antigalau-cg.blogspot.com

Saya adalah seorang pramugari biasa dari china Airline. Karena bergabung dengan perusahaan penerbangan hanya beberapa tahun dan tidak mempunyai pengalaman yang mengesankan, setiap harinya hanya melayani penumpang dan melakukan pekerjaan yang monoton.
Pada tanggal 17 juni yang lalu saya menjumpai suatupengalaman yang membuat perubahan pandangan saya terhadap pekerjaan maupun hidup saya. Hari inijadwal perjalanan kami adalah dari shanghai menuju peking, penumpang sangat penuh pada hari ini.
Diantara penumpang saya melihat seorang kakek dari desa, merangkul sebuah karung tua, dan terlihatjelas sekali gaya desanya. Pada saat itu saya yang berdiri dipintu pesawat menyambut penumpang. Kesan pertama dari pikiran saya ialah zaman sekarang sungguh sudah maju, seorang dari desa sudah mempunyai uang untuk naik pesawat.
Ketika pesawat sudah terbang, kami mulai menyajikan minum, ketika melewati baris 20, saya melihat kembali kakek tua tersebut, dia duduk dengan tegak dan kaku ditempat duduknya dengan memangku karung tua bagaikan patung.
Kami menanyakan mau minum apa, dengan terkejut dia melambaikan tangan menolak, kami hendak membantunya meletakkan karung tua di atas bagasi tempat duduk juga ditolak olehnya, lalu kami membiarkan duduk dengan tenang, menjelang pembagian makanan kami melihat dia duduk dengantegang ditempat duduknya, kami menawarkan makanan juga ditolak olehnya.
Akhirnya kepala pramugari dengan akrab bertanya kepadanya apakah dia sakit, dengan suara kecil dia menjawab bahwa dia hendak ketoilet tetapi dia takutapakah dipesawat boleh bergerak sembarang, takut merusak barang didalam pesawat.
Kami menjelaskan kepadanya bahwa dia boleh bergerak sesuka hatinya dan menyuruh seorang pramugara mengantar dia ketoilet, pada saat menyajikan minum yang ke dua kali, kami melihat diamelirik kepenumpang sebelahnya dan menelan ludah, dengan tidak menanyakannya kami meletakkan segelas minuman teh dimeja dia. Ternyata gerakan kami mengejutkannya, dengan terkejut dia mengatakan tidak usah, tidak usah, kami mengatakan engkau sudah haus minumlah, pada saat ini dengan spontan dari sakunya dikeluarkan segenggam uang logam yang disodorkan kepada kami, kami menjelaskan kepadanya minumannya gratis, dia tidak percaya, katanya saat dia dalam perjalanan menuju bandara, merasa haus dan meminta air kepada penjual makanan dipinggir jalan dia tidak diladeni malah diusir. Pada saat itu kami mengetahui demi menghemat biaya perjalanan dari desa dia berjalan kaki sampai mendekati bandara baru naik mobil, karena uang yang dibawa sangat sedikit, hanya dapat meminta minuman kepada penjual makanan dipinggir jalan itupun kebanyakan ditolak dan dianggap sebagai pengemis.
Saat kami membujuk dia terakhir dia percaya dan duduk dengan tenang meminum secangkir teh, kami menawarkan makanan tetapi ditolak olehnya. Dia menceritakan bahwa dia mempunyai dua orang putra yang sangat baik, putra sulung sudah bekerja dikota dan yang bungsu sedang kuliah ditingkat 3 di Peking. Anak sulung yang bekerja dikota menjemput kedua orangtuanya untuk tinggal bersama dikota tetapi kedua orang tua tersebut tidak biasa tinggal dikota akhirnya pindah kembali ke desa, sekali ini orangtua tersebut hendak menjenguk putra bungsunya di Peking. Anak sulungnya tidak tega orangtua tersebut naik mobil megitu jauh, sehingga membeli tiket pesawat dan menawarkan menemani bapaknya bersama – sama ke Peking, tetapi ditolak olehnya karena dianggap terlalu boros dan tiket pesawat sangat mahal dia bersikeras dapat pergi sendiri. Akhirnya dengan terpaksa disetujui dengan anaknya.
Dengan merangkul sekarung penuh ubi kering yang disukai oleh anak bungsunya, ketika melewati pemeriksaan keamanan dibandara, dia disuruh menitipkan karung tersebut ditempat bagasi tetapi dia bersikeras membawa sendiri, katanya jika ditaruhditempat bagasi ubi tersebut akan hancur dan anaknya tidak suka makan ubi yang sudah hancur, akhirnya kami membujuknya meletakkan karung tersebut diatas bagasi tempat duduk, akhirnya dia bersedia dengan hati – hati dia meletakkan karung tersebut.
Saat dalam penerbangan kami terus menambah minuman untuknya, dia selalu membalas dengan ucapan terima kasih yang tulus, tetapi dia tetap tidakmau makan, meskipun kami mengetahui sesungguhnya dia sudah sangat lapar, saat pesawat hendak mendarat dengan suara kecil dia menanyakan saya apakah ada kantongan kecil ? dan meminta saya meletakkan makanannya dikantong tersebut. Dia mengatakan bahwa dia belum pernah melihat makanan yang begitu enak, dia ingin membawa makanan tersebut untuk anaknya, kami semua sangat kaget.
Menurut kami yang setiap hari melihat makanan yang begitu biasa dimata seorang desa menjadi begitu berharga. Dengan menahan lapar disisihkan makanan tersebut demi anaknya, dengan terharu kami mengumpulkan makanan yang masih tersisa yang belum kami bagikan kepada penumpang ditaruh didalam suatu kantongan yang akan kami berikan kepada kakek tersebut, tetapi diluar dugaan dia menolak pemberian kami, dia hanya menghendaki bagian dia yang belum dimakan tidak menghendaki yang bukan miliknya sendiri , perbuatan yang tulus tersebut benar – benar membuat saya terharu dan menjadi pelajaran berharga bagi saya.
Sebenarnya kami menganggap semua hal sudah berlalu, tetapi siapa menduga pada saat semua penumpang sudah turun dari pesawat, dia yang terakhir berada di pesawat. Kami membantunya keluar dari pintu pesawat, sebelum keluar dia melakukan sesuatu hal yang sangat tidak bisa saya lupakan seumur hidup saya, yaitu dia berlutut menyembah kami, mengucap terima kasih bertubi – tubi, dia mengatakan bahwa kami semua adalah orang yang paling baik yang dijumpai, kami didesa hanya makan sehari sekali dan tidak pernah meminum air yang begitu manis dan makanan yang begitu enak. Hari ini kalian tidak memandang hina terhadap saya dan meladeni saya dengan sangat baik, saya tidak tau bagaimana mengucap terima kasih kepada kalian.
Semoga tuhan membalas kebaikan kalian, dengan menyembah dan menangis dia mengucapkan perkataannya. Kami semua dengan terharu memapahnya dan menyuruh seorang anggota yang bekerja dilapangan membantunya keluar dari lapangan terbang.
Selama 5 tahun bekerja sebagai pramugari, beragam – beragam penumpang saya sudah jumpai, yang banyak tingkah, yang cerewet dan lain – lain, tetapi belum pernah menjumpai orang yang menyembah kami, kami hanya menjalankan tugas kami dengan rutin dan tidak ada keistimewaan yang kami berikan,hanya menyajikan minuman dan makanan, tetapi kakek tua yang berumur 70 tahun tersebut sampai menyembah kami mengucapkan terima kasih, sambilmerangkul karung tua yang berisi ubi kering dan menahan lapar menyisihkan makanannya untuk anak tercinta, dan tidak bersedia menerima makananyang bukan bagiannya, perbuatan tersebut membuat saya sangat terharu dan menjadi pengalaman yang sangat berharga buat saya. Janganlah kalian memandang orang dari penampilan luar, tetapi harus tetap menghargai setiap orang dan mensyukuri apa yang kita dapat.

God Bless You! 🙂

Mukjizat Tabung Oksigen

Posted: July 1, 2012 in Renungan Harian

Seorang gadis berusia 17 tahun di kota New York terbaring sekarat oleh penyakit TBC. Separuh paru-parunya sudah rusak. Separuh yang lain telah diangkat. Ia membutuhkan bantuan tabung oksigen.

Ia menghadiri sebuah gereja denominasi tertentu. Jemaat di gereja itu mengasihi Tuhan dan telah diselamatkan. Walaupun demikian, mereka tidak percaya akan terjadinya kesembuhan ilahi. Tentu saja, kesembuhan ilahi tidak menjadikan kita orang-orang Kristen. Darah Yesuslah yang menjadikan kita kudus dan berkenan di hadapan Allah, karena pengorbanan Kristus di kayu salib.

Gadis muda ini sekarat. Dokternya yang adalah orang Kristen berkata,”Anda akan mati dan kami tidak bisa berbuat apa-apa.

Tuberkulosis telah merayap masuk. Satu paru-parunya telah dangkat dan separuh lainnya juga telah diangkat. Saya akan mengirim anda pulang supaya anda bisa memanfaatkan waktu yang tersisa bersama keluarga”.

Gadis itu meghirup oksigen murni. Ia terbaring di tenda khusus oksigen menantikan maut usianya 17 tahun dan berat badannya telah turun hngga hampir separuhnya. Ia seorang gadis muda yang menyenangkan, tetapi katakan kepada saya bahwa Tuhan melakukan hal demikian kepada umatNya. Saya tidak akan melayani Tuhan yang melakukan hal seperti itu. Tuhan adalah tetap Tuhan yang baik.

RancanganNya bukan lah sakit penyakit.

“Pencuri datang hanya untuk mencuri dan membunuh dan membinasakan; Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup dan mempunyainya dalam segala kelimpahan”. (Yoh 10:10)

Dokter mengirim gadis itu pulang untuk menantikan ajalnya. Ia terbaring dengan posisi kepala menengadah supaya ia dapat membaca Alkitab. Gadis itu menyerah pada kenyataan bahwa ia akan mati. Itulah ajaran yang diterimanya. Logika terkadang lebih nyata dari apa yang tidak terlihat. Gadis itu terbaring dengan posisi demikian dan membaca surat Petrus 1Petrus 2:24. Ketika membacanya, ia meletakkan Alkitabnya dan mulai memuji Tuhan.

Dengan menangis, ia berkata :”Tuhan, aku senang sekali akan berjumpa dengan Mu, aku tahu bahwa aku akan mati. Para dokter tidak bisa berbuat apa-apa lagi. Tetapi aku bersyukur karena Engkau telah menyelamatkan aku. Terima kasih karena Engkau telah membasuh dosaku dengan DarahMu”. Ia menyembah dan bersyukur pada Tuhan atas keselamatan dariNya dan kembali membaca ayat yang sama yang baru dibacanya dari Alkitabnya.

“Ia sendiri telah memikul dosa kita di dalam tubuhNya di kayu salib supaya kita, yang telah mati terhadap dosa, hidup oleh kebenaran…….” Tetapi kali ini ia tidak berhenti sampai disana. Ia melanjutkan membaca di ayat yang sama, “….oleh bilur-bilurNya kamu telah sembuh”.

Kata-kata itu menjadi terang seperti lampu neon. Ia berkata,”Oh, lihat apa yang aku dapatkan”. Tidak ada pengkotbah yang mengkotbahi dia. Tak ada siapapun bersama dia kecuali Firman Allah. Ia kemudian berkata,”Tuhan Yesus, aku baru saja selesai memujimu untuk bagian pertama dan aku akan memujiMu untuk bagian yang kedua. Engkau telah menyembuhkan aku….. Oh Yesus, maafkan aku tidak akan bertemu denganMu sekarang. Aku berencana untuk tinggal lebih lama lagi di dunia ini, karena Engkau sendiri telah menyembuhkanku”.

Bukankah itu sebuah iman yang indah? Halleluyah!”Aku tidak akan datang  seperti yang telah kurencanakan,” katanya. “Aku

berubah pikiran, karena aku baru saja menemukan beberapa kebenaran –  dan kebenaran itulah yang akan memerdekakan kita”.

Iapun mulai memuji Tuhan untuk “KESEHATAN YANG SEMPURNA”.

Tidak ada sesuatu yang berubah. Kemudian ia melepaskan tabung oksigennya dan berteriak pada ibunya “Mama cepatlah kemari!”

Ibunya mengira itulah hari terakhir ia melihat putri satu-satunya. Segera ia memanjat tangga dengan tersandung-sandung “Ada apa sayang?”

“Oh mama lihat apa yang telah aku temukan. Bacalah ini” Ibunya bergumam membaca Firman itu, kemudian berkata”Aku membacanya, ekarang berbaringlah dan pakai lagi masker oksigennya”
Putrinya berkata,” Mama tidak membaca dengan benar. Mama, tertulis disitu bahwa aku telah disembuhkan. Dua ribu tahun yanglalu Tuhan Yesus telah menyembuhkan aku”.

Ibu itu memandangi putrinya dan menangis dia merenungkan apa yang  dikatakan dokter “Biasanya dimana pada hari engkau akan mati, engkau akan kehilangan akal sehatmu, berhalusinasi dan sebagainya”.

Saudara, bukankah aneh dunia ini, justru pada saat anda mempercayai adanya mukjizat, maka anda dianggap aneh. tetapi sebaliknya saat anda mempercayai akan mati karena kesakitan, anda dianggap normal.

Kemudian gadis itu berkata,” Mama, aku tidak akan mati, jadi tolong buatkan aku sarapan, aku ingin sekali makan roti bakar dan kopi”.
Ibu berkata,” Aku tahu engkau mulai kehilangan akal sehatmu, sayang…. engkau sudah tidak makan apa-apa sejak 10 bulan yang lalu”.

Tetapi gadi belia ini berkata ” Selama 10 bulan aku tidak mendengar kebenaran dahsyat ini. sekarang, mama…. tolong turunlah ke bawah dan buatkan aku sarapan…. aku lapar”.

Ibu gadis itu memasukkan dia kembali kedalam tenda oksigen dan kemudian menyelinap keluar dengan perasaan hancur melihat

anaknya mulai berhalusinasi dalam pikirannya. Begitu ibu ini keluar, maka gadis ini mulai membuka resliting tenda oksigennya, turun dari ranjang, membuka lemari pakaiannya dan mulai berganti baju. Gaun yang dipilihnya bagaikan “jubah”ketika dipakainya. Ya, karena berat badannya hilang hampir separuhnya. Ia kemudian berjalan terhuyung-huyung meuruni tangga dan berjalan ke dapur.

“Mama, apakah sarapanku sudah siap?” Ia duduk untuk makan pagi dan berkata ‘” Tuhan berkati makanan ini untuk tubuhku yang baru ini. Aku tahu aku tidak akan mati, tetapi aku akan tetap hidup”.

Sekilas, tidak terjadi perubahan apapun pada gadis ini…..Tubuhnya tetap kurus kering, badannya masih sama….lemah. Dengan mata telanjang, sekilas Tuhan tidak buat apapun.

Keesokan harinya ia pergi menemui dokternya. Hasil pemeriksaan sinar X menunjukkan bahwa ia memiliki sepasang paru-paru baru dan tidak ditemukan adanya tanda-tanda bekas TBC sama sekali!!! Dia menjadi kuat karena telah mendengar kebenaran. Ya…. Gadis muda ini telah menjadi sembuh Total!!!

Gadis muda ini benar-benar sembuh, dari paru paru yang hanya bekerja seperempatnya menjadi pulih sempurna dengan adanya sepasang paru-paru yang baru! Orang dnia katakan ini adalah mustahil, tapi “Bukankah Tidak ada yang mustahil bagi Tuhan kita?

Tidak ada yang mustahil bagi orang percaya!”

Saudaraku saat engkau membaca kesaksian di atas dan mungki keadaanmu juga tidak baik hari ini, tapi dengar, bahwa selalu ada kesempatan engkau mengalami mukjizat hari ini. Tuhan memberkati

Sumber kesaksian : Miracles

Saya tidak datang dari keluarga kristen. Saya tidak mengenal Alkitab, tidak mengenal Tuhan Yesus, tidak mendapat pelajaran tentang surga dan neraka. Keluarga saya adalah keluarga yang beragama Budha tapi tidak beragama. Ngerti nggak saudara? Nggak ngerti? Banyak lho orang Kristen kaya gitu, beragama Kristen tapi tidak beragama Kristen. Yang didalam maksudnya saudara.

Saya punya masa kecil yang cukup baik. Saya hidup tanpa seorang ibu. Sampai waktu kelas 3 SMP saya dikeluarkan dari sekolah, saya sekolah di SMP 3 di Ancol, Jakarta. Dikeluarkan dari sekolah, saya pindah ke Australia, lalu masuk lagi ke SMP 3, 3 bulan kemudian keluar lagi, terus menerus seperti itu saudara, di SMP 3 saya nggak naik-naik, nggak lulus-lulus. Balik ke Jakarta papa sangat marah gara-gara sekolah saya ga kelar-kelar padahal sudah habis duit banyak. Lalu saya disuruh kuliah di Australia, saya cuma 2 minggu kuliah, hanya orang Indonesia aja lho yang bisa kuliah tanpa ijazah SMP 3, saya bilang, kalo bukan orang indonesia, ga akan bisa seperti itu. Saya tidak dikeluarkan saudara, tapi saya mengeluarkan diri, saya sangat nakal. Singkat cerita, di Australia saya jatuh dalam pergaulan yang sangat buruk, dimana saya pernah ikut geng, menjadi pecandu narkoba cukup berat, dan melakukan hal-hal yang kurang baik. Hidup saya di Australia begitu hancur, hari demi hari yang saya lakukan hanya berantem, pake narkoba, dalam seminggu saya bisa nggak tidur, karna memang nggak bisa saudara, sampai harus diseret dipaksa mandi, dipaksa makan, tidur, hidup saya begitu hancur dan kacau. Papa mendapat kabar bahwa saya hancur. Dia telpon saya, tanya saya gimana disana, dan saya bilang saya nggak papa, saya baik-baik saja. Dua minggu kemudian papa saya datang. Dan pada saat itu sedang tidur, dia tabok-tabokin saya supaya saya bangun. Saya kira saya sedang bermimpi. Ternyata saya nggak mimpi, saya lihat papa saya yang kagetnya luar biasa, dimana rumah dia jadi base camp, ada narkoba dan cewe dimana-mana. Papa saya begitu marah dan kecewa, saudara bisa bayangkan, dia buang semua narkoba dan usir dengan halus teman-teman saya. Saya lihat matanya, saya ajak dia ngomong, tapi dia nggak mau ngomong, dia terlihat mau nangis, tapi nggak bisa nangis. Dia begitu hancur, kecewa. Saya disuruh pulang ke Jakarta. Tadinya saya nggak mau pulang, tapi puji Tuhan saya pulang, temen saya banyak yang kacau. Ada yang masuk penjara, ada yang dideportasi, hancur semua. Di Jakarta hidup saya nggak bertambah baik. Saya tidak punya tujuan hidup, bingung mau ngapain. Mau kerja nggak bisa kerja, mau sekolah nggak bisa sekolah, bingung. Jujur hidup ini untuk apa.
Dari kecil saya suka menghayal apa yang akan terjadi ketika saya mati. Dari kecil saya nggak punya dasar agama. Saya Cuma jalanin dan menikmati hidup ini, saya merasa hampa banget. Karena saya dasarnya dari Budha, di ajaran Budha, kalau baik, katnya manusia mati jadi manusia lagi, kalo jahat jadi binatang.

Saya ketemu anjing dan saya ajakin dia ngomong : “Kamu dulu manusia?”.
Jawabannya, “Guk..guk..guk”.

Jangan-jangan dia mau ngomong bahasa Inggris tapi nggak bisa. Saya pikir-pikir kayaknya nggak masuk akal. Saya benar-benar dibuat bingung.Hidup saya tanpa tujuan. Hidup ini buat apa?

Saya juga pernah nanya ke nenek saya: “Nek, hidup ini buat apa?”.
Dia bilang, “Buat cari duit, jadi kaya, buat anak cucu,”.
Saya tanya lagi, “Cari duit, cari rumah, cari mobil, tapi mati nggak dibawa, kemana duitnya?”.
“ Ya buat cucu-cucu” jawabnya.
“ Iya bener duitnya buat cucu-cucu, tapi kita nya kemana” Dia diem aja.

Kalau hidup gitu ngapain.

Tahu kupu-kupu? Tahu artinya kupu-kupu? Dahsyat…

Singkat cerita, hidup saya begitu hancur, bingung. Hari demi hari saya di diskotik. Bahkan bisa 4 hari saya di diskotik, nggak pulang, karna di Jakarta ada diskotik yang nggak tutup-tutup, pakai narkoba, ineks, segala macam. Tapi ada suatu titik dimana papa ajak saya ngobrol, dia tanya kenapa saya begitu kacau dan hancur,

Saya cuma jawab, “Nggak tau”.

Tapi tiba-tiba dia nanya satu pertanyaan yang bikin saya bingungt, “Kamu mau nggak bertemu ibu kamu?”.

Saya begitu kaget karena sejak kecil saya nggak pernah ketemu ibu saya, dari umur 3 tahun sampai umur 16 rahun. Dan akhirnya saya pergi ke Inggris. Dan ketika pertama ketemu, saya peluk cium dia – kayak di film-film. Dia nangis nglihat saya , dari kecil nggak liat anak tiba-tiba gede.Saya pindah ke Inggris, tapi di Inggris hidup saya tidak bertambah baik – Cuma satu bulan di Inggris – karena ternyata ibu saya pecandu narkoba juga. Bahkan kita pernah pake narkoba bareng. Saya bukannya bertobat, tapi malah tambah kacau. Ibu saya pake narkoba bukan semacam ganja, tapi lebih berat lagi. Heroin. Semuanya dipakai. Kita juga sempat ditangkap polisi, dimasukin sel, masuk penjara bareng ibu saya. Hidup saya hari demi hari tambah hancur.
Saya kembali ke Jakarta. Hidup saya hari demi hari tambah hancur, akhirnya tiba di suatu titik dimana saya ketemu Steve Emmanuel, seorang artis juga (yang saya critain tadi sebelum saya jadi artis, jauh) saya sudah mulai belajar syuting, tapi masih jauh.Dapat duit buat mabok.

Dia tanya, “Apa mau dikenalin sama kakak saya?”

Dan saya dikenalin sama Nafa di diskotik. Waktu itu saya dalam keadaan mabuk, dia juga dalam keadaan make, dan saya ketemu sama dia. Dikenalin, dan saya mulai pdkt sama dia. Singkat cerita, ketika saya bertemu dengan Nafa, Nafa saat itu dalam keadaan belum lama putus. Tadinya dia seorang muslim yang taat, nggak kenal diskotik, nggak kenal rokok, mabuk, dan pada saat ketemu saya, dia sudah dalam keadaan jatuh. Saya mulai dekat dengan dia, saya mulai datang ke rumah dia, dan tiba-tiba saya nanya dia, saya juga bingung kenapa saya bisa nanya seperti itu.

Saya nanya, “Nafa, agama kamu apa?”,
dan dia bilang ini sambil bengong, “Agama saya kristen.”

Banyak orang mengira Nafa Kristen karena saya. Padahal saya dari kecil tidak punya agama.

Oke saya bilang, saya ikut kristen, nanti kalau dikenalin sama mamanya kan gampang. Itu kira-kira hari rabu atau kamis, singkat cerita sampai hari minggu. Saya bilang orang kristen kalo hari minggu ke gereja. Kita ke gereja di JFCC, GBI di Senayan. Pendetanya bule, wajah bule tapi fasih banget ngomong Indonesia, saya sampai bengong.
Setelah berkhotbah,ada altar call saya bingung karena dia liat-liat saya dan dia bilang :
“Yang mau terima Tuhan Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat, silahkan maju.”

Saya nanya teman saya, Kristen, “Apa saya harus terima Yesus?”

Dan dia bilang, “Ya, kamu harus terima Yesus.”
Dan saya maju ke depan. Banyak orang yang menerma Yesus hari itu saudara.
Yang pertama, saya didoakan, “Aku mengenal engkau.”

Saya bingung saudara, padahal saya baru kenal dia saat itu, dan dia bilang, “Kamu telah membuat keputusan yang tepat. Yang harus kamu lakukan adalah kamu harus percaya dan mengakui bahwa Yesus adalah Tuhan.”

Dia bilang yang harus kamu lakukan adalah percaya dan mengakui bahwa Yesus adalah Tuhan.

Oke saya bilang: “Yesus, mulai saat ini Kamu adalah Tuhan dan Juru Selamat saya”

Dan waktu ngomong itu saya berfikir gampang juga, belagu-belagu juga dulu aku nggak punya Tuhan, sekarang sekali-kali aku punya Tuhan dong.Pikir saya. Yesus mulai hari ini Engkau adalah Tuhan saya.

Hidup saya memang tidak langsung berubah, tapi ada suatu kekuatan yang terus menarik saya. Ketika saya bertekad mengakui bahwa Yesus itu adalah Tuhan, saya mulai tertarik dengan Alkitab, saya nggak baca Perjanjian Lama, bosen saudara, saya mulai baca Perjanjian Baru dan saya mulai mendapati bahwa dalam dalam Alkitab, Yesus mengatakan bahwa Dialah jalan kebenaran dan hidup. Dan saya mulai mengatakan bahwa tidak ada jalan masuk ke surga kecuali melalui Yesus, dan saya mulai mendapati hal-hal yang wow, ini dasyat banget. Dan saya mulai ke gereja dan saya mulai diajari bahwa kita harus bangun hubungan dengan Tuhan. Saya pulang, dan berdoa, saya benar-benar bangun hubungan saudara, saya benar-benar berdoa, benar-benar yakin, sampai sekarang saya menganggap bahwa Yesus itu benar-benar ada dihadapan saya.

Saya ajak ngobrol, “Halo Yesus, apa kabar?”

Saya benar-benar bangun hubungan pribadi saya dengan Tuhan. Saya ambil gitar, saya belajar lagu rohani, Ku Mau Cinta Yesus, itu saudara yang pertama saya pelajari dan tiba-tiba saya mulai dijamah Tuhan begitu luar biasa. Ketika saya mulai mencari Dia, Dia genggam saya begitu luar biasa. Saya mulai mengalami hal-hal yang seumur hidup saya nggak pernah alami.

Saya pernah mengalami, suatu saat saya sedang menyembah dalam Tuhan di kamar saya, tiba-tiba pintu kamar terbuka dan saya benar-benar kaget, saya buka mata, saya rasain angin dan saya nggak suka lagi berdoa ada orang, dan saya buka mata, pintu kamar itu tertutup dan saya periksa kunci, ternyata sudah saya kunci dan saya mulai menyembah dan berdoa lagi, dan tiba-tiba pintu kamar saya terbuka lagi dan saya pikir karena udah saya kunci, saya tutup mata lagi, dan tiba-tiba disitu, di pintu itu ada suatu sinar yang terang banget saudara, sangat berkilauan, saya tersungkur dan saya nangis, saya mulai ngerasain damai yang begitu kuat, mulai ngerasain cinta kasih Tuhan yang begitu dekat banget, atmosfir, dan saya nagis dahsyat banget, dan tiba-tiba disitu berdiri Seorang yang tidak bisa saya lihat wajahNya , begitu silau, saya hanya jatuh dan saya nangis dan nangis saudara. Ketika saya mencari Yesus saya mulai mendapati hal-hal yang seumur hidup tidak pernah saya alami. Saya selalu berpikir bahwa Tuhan adalah Tuhan dan manusia adalah manusia, nggak akan nyambung. Tapi waktu saya bertemu Yesus saya mulai tahu bahwa kita bisa bangun hubungan pribadi dengan Yesus. Saya mulai tahu bahwa kita bisa bicara dengan Tuhan, wow dahsyat banget! Pada saat itu saya belum bertobat, tapi saya bangun adalah hubungan. Saya selalu ajari orang jangan membatasi diri dengan peraturan tentang hubungan pribadi kita dengan Tuhan. Kalau saudara nggak pernah punya hubungan pribadi dengan Tuhan, jangan sebut diri saudara kristen, saudara hanya beragama saja. Jangan hanya jadi orang beragamawi saja. Yesus datang tidak membawa agama. Yesus datang membawa hubungan sama Tuhan. Dan saya mulai bilang kepada Yesus bahwa saya mau lepas dari narkoba, alkohol, sex bebas. Jujur, pada saat itu saya tidak munafik bahwa saya berzinah dengan dia. Saya mau bertobat, kalo Yesus bukan Tuhan tidak mungkin saya bisa lepas dari narkoba, sex bebas, alkohol, rokok. Dia Memberi Kekuatan. Lagu-lagu profetik dahsyat banget lagu-lagunya saudara, benar-benar memberi kekuatan. Saya yang tadinya tinggal satu rumah dengan Nafa,

Saya bilang: “Nafa, saya mau pulang, balik lagi ke rumah orang tua, saya nggak mau sex bebas, saya tau Tuhan nggak suka.”

Sampai saya bikin tatoo, setengah jalan. Gara-gara teman saya orang Kristen boleh kog bikin tatoo. Oke, kita bikin tatoo. Waktu itu saya bikin di Jakarta. Tiba-tiba saya liat didalam spirit saya, dalam roh , saya melihat bahwa Tuhan membuang muka. Tiba-tiba di dalam hati saya merasa ada yang ‘greg’ ilang , “ooo kaget” Yesus nggak suka. Padahal, ada evangelist contemporer udah memimpin sampai ke seluruh dunia, masih bikin tatoo karena memang gayanya gitu. Tapi itu adalah urusan dia, hubungan pribadi dengan Tuhan saya nggak mau sampe jadi orang yang hanya agamawi. Tapi saya pribadi, Tuhan nggak mau saya bertatoo, maka tatoonya berhenti di tengah jalan. Dan akhirnya Yesus membebaskan saya sampai hari ini. Saya bisa kemana-mana, saya bisa dikirim kemana Tuhan mau bawa saya. “Oh, besok aku ke gereja. Kayaknya aku mau bersaksi.” Benar ternyata saudara, Tuhan sangat baik saudara, Tuhan begitu luar biasa, dan saya mau bilang, siapapun saudara, selama saudara masih berdosa, masih berzina, masih pake narkoba, selama saudara menjalani suatu agama sebatas suatu agama, saudara tidak akan masuk surga, karena Yesus tidak datang membawa agama tapi membawa kehidupan. Yesus membawa hubungan pribadi. Amin. Kalau saudara benar-benar terima Tuhan, saya yakin saudara akan alami hal-hal supranatural, wow dahsyat!

Yeremia 29:11
“Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera  dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan”
God Bless You!!

Dua puluh tahun yang lalu saya melahirkan seorang anak laki-laki, wajahnya lumayan tampan namun terlihat agak bodoh. Sam, suamiku, memberinya nama Eric. Semakin lama semakin nampak jelas bahwa anak ini memang agak terbelakang.
Saya berniat memberikannya kepada orang lain saja untuk dijadikan budak atau pelayan. Namun Sam mencegah niat buruk itu. Akhirnya terpaksa saya membesarkannya juga. Di tahun kedua setelah Eric dilahirkan saya pun melahirkan kembali seorang anak perempuan yang cantik mungil. Saya menamainya Angelica.
Saya sangat menyayangi Angelica, demikian juga Sam. Seringkali kami mengajaknya pergi ke taman hiburan dan membelikannya pakaian anak-anak yang indah-indah. Namun tidak demikian halnya dengan Eric. Ia hanya memiliki beberapa stel pakaian butut. Sam berniat membelikannya, namun saya selalu melarangnya dengan dalih penghematan uang keluarga. Sam selalu menuruti perkataan saya. Saat usia Angelica 2 tahun Sam meninggal dunia. Eric sudah berumur 4 tahun kala itu. Keluarga kami menjadi semakin miskin dengan hutang yang semakin menumpuk. Akhirnya saya mengambil tindakan yang akan membuat saya menyesal seumur hidup. Saya pergi meninggalkan kampung kelahiran saya beserta Angelica. Eric yang sedang tertidur lelap saya  tinggalkan begitu saja. Kemudian saya tinggal di sebuah gubuk setelah rumah kami laku terjual untuk membayar hutang. Setahun, 2 tahun, 5 tahun, 10 tahun.. telah berlalu sejak kejadian itu.
Saya telah menikah kembali dengan Brad, seorang pria dewasa. Usia Pernikahan kami telah menginjak tahun kelima. Berkat Brad, sifat-sifat buruk saya yang semula pemarah, egois, dan tinggi hati, berubah sedikit demi sedikit menjadi lebih sabar dan penyayang. Angelica telah berumur 12 tahun dan kami menyekolahkan dia di asrama putri sekolah perawatan. Tidak ada lagi yang ingat tentang Eric dan tidak ada lagi yang mengingatnya.
Sampai suatu malam. Malam di mana saya bermimpi tentang seorang anak. Wajahnya agak tampan namun tampak pucat sekali. Ia melihat ke arah saya. Sambil tersenyum ia berkata, “Tante, Tante kenal mama saya? Saya lindu cekali pada Mommy!”
Setelah berkata demikian ia mulai beranjak pergi, namun saya menahannya, “Tunggu…, sepertinya saya mengenalmu. Siapa namamu anak manis?”
“Nama saya Elic, Tante.”
“Eric? Eric… Ya Tuhan! Kau benar-benar Eric?”
Saya langsung tersentak dan bangun. Rasa bersalah, sesal dan berbagai perasaan aneh lainnya menerpa diri saya saat itu juga. Tiba-tiba terlintas kembali kisah ironis yang terjadi dulu seperti sebuah film yang diputar dikepala saya. Baru sekarang saya menyadari betapa jahatnya perbuatan saya dulu.Rasanya seperti mau mati saja saat itu.
Ya, saya harus mati…, mati…, mati… Ketika tinggal seinchi jarak pisau yang akan saya goreskan ke pergelangan tangan, tiba-tiba bayangan Eric melintas kembali di pikiran saya. Ya Eric, Mommy akan menjemputmu Eric…
Sore itu saya memarkir mobil biru saya di samping sebuah gubuk, dan Brad dengan pandangan heran menatap saya dari samping. “Mary, apa yang sebenarnya terjadi?”
“Oh, Brad, kau pasti akan membenciku setelah saya menceritakan hal yang telah saya lakukan dulu.” tTpi aku menceritakannya juga dengan terisak-isak. ..
Ternyata Tuhan sungguh baik kepada saya. Ia telah memberikan suami yang begitu baik dan penuh pengertian. Setelah tangis saya reda, saya keluar dari mobil diikuti oleh Brad dari belakang. Mata saya menatap lekat pada gubuk yang terbentang dua meter dari hadapan saya. Saya mulai teringat betapa gubuk itu pernah saya tinggali beberapa bulan lamanya dan Eric..Eric…
Saya meninggalkan Eric di sana 10 tahun yang lalu. Dengan perasaan sedih saya berlari menghampiri gubuk tersebut dan membuka pintu yang terbuat dari bambu itu. Gelap sekali… Tidak terlihat sesuatu apa pun! Perlahan mata saya mulai terbiasa dengan kegelapan dalam ruangan kecil itu.
Namun saya tidak menemukan siapapun juga di dalamnya. Hanya ada sepotong kain butut tergeletak di lantai tanah. Saya mengambil seraya mengamatinya dengan seksama… Mata mulai berkaca-kaca, saya mengenali potongan kain tersebut sebagai bekas baju butut yang dulu dikenakan Eric sehari-harinya. ..
Beberapa saat kemudian, dengan perasaan yang sulit dilukiskan, saya pun keluar dari ruangan itu… Air mata saya mengalir dengan deras. Saat itu saya hanya diam saja. Sesaat kemudian saya dan Brad mulai menaiki mobil untuk meninggalkan tempat tersebut. Namun, saya melihat seseorang di belakang mobil kami. Saya sempat kaget sebab suasana saat itu gelap sekali. Kemudian terlihatlah wajah orang itu yang demikian kotor.
Ternyata ia seorang wanita tua. Kembali saya tersentak kaget manakala ia tiba-tiba menegur saya dengan suaranya yang parau.
“Heii…! Siapa kamu?! Mau apa kau kemari?!”
Dengan memberanikan diri, saya pun bertanya, “Ibu, apa ibu kenal dengan seorang anak bernama Eric yang dulu tinggal di sini?”
Ia menjawab, “Kalau kamu ibunya, kamu sungguh perempuan terkutuk!
Tahukah kamu, 10 tahun yang lalu sejak kamu meninggalkannya di sini, Eric terus menunggu ibunya dan memanggil, ‘Mommy…, mommy!’ Karena tidak tega, saya terkadang memberinya makan dan mengajaknya tinggal Bersama saya. Walaupun saya orang miskin dan hanya bekerja sebagai pemulung sampah, namun saya tidak akan meninggalkan anak saya seperti itu! Tiga bulan yang lalu Eric meninggalkan secarik kertas ini. Ia belajar menulis setiap hari selama bertahun-tahun hanya untuk menulis ini ntukmu…”
Saya pun membaca tulisan di kertas itu…
“Mommy, mengapa Mommy tidak pernah kembali lagi…? Mommy marah sama Eric, ya? Mom, biarlah Eric yang pergi saja, tapi Mommy harus berjanji kalau Mommy tidak akan marah lagi sama Eric. Bye, Mom…”
Saya menjerit histeris membaca surat itu. “Bu, tolong katakan…
katakan di mana ia sekarang? Saya berjanji akan meyayanginya sekarang!
Saya tidak akan meninggalkannya lagi, Bu! Tolong katakan..!!”
Brad memeluk tubuh saya yang bergetar keras.
“Nyonya, semua sudah terlambat. Sehari sebelum nyonya datang, Eric telah meninggal dunia.. Ia meninggal di belakang gubuk ini. Tubuhnya sangat kurus, ia sangat lemah. Hanya demi menunggumu ia rela bertahan di belakang gubuk ini tanpa ia berani masuk ke dalamnya. Ia takut apabila Mommy-nya datang, Mommy-nya akan pergi lagi bila melihatnya ada di dalam sana … Ia hanya berharap dapat melihat Mommy-nya dari
belakang gubuk ini… Meskipun hujan deras, dengan kondisinya yang lemah ia terus bersikeras menunggu Nyonya di sana .
Saya kemudian pingsan dan tidak ingat apa-apa lagi.
Kisah ini adalah kisah nyata yang terjadi di Irlandia Utara. Jangan pernah gegabah dalam mengambil suatu keputusan, karena penyesalan itu selalu datang terlambat. Bahkan terkadang tidak ada waktu lagi untuk memperbaikinya.
God bless You!!
Sumber: ceritakristen.org